"Hidup Menyepi" selama pandemi membuat kaum rebahan spt saya jadi hobby flashback. Teringat obrolan dengan dosen, Pak Wardi dan Pak Andang di tangga pintu masuk kampus sore sore selesai kuliah. Biasanya yg duduk di situ Pak Wardi dan Pak Andang tapi saya ikutan duduk situ karena senang mendengar obrolan mereka. Dan kalau punya rasa penasaran biasanya dijawab oleh mereka. Suatu hari Pak Wardi yg seneng film jepang tema samurai merekomendasika film Twilight Samurai.. Kata Pak Wardi film ini bagus. Lama berselang, obrolan itu terlupakan..dan baru teringat beberapa hari ini. Iseng saya googling dan dapat. Tahun pembuatan 2002. Dari obrolan waktu itu berarti selisih 2-3 tahun. Dan setelah saya cek film ini disebut Trilogi Samurai nya Yoji Yamada. Karena kesamaan temanya. Tp cerita ketiga filmnya ngga berhubungan sama sekali.
Penilaian saya, film ini memang bagus. Genrenya drama. Tapi tidak mengharu birukan kesusahan dan kesengsaraan sampai lebam ungu biru. Jalan ceritanya sederhana, tapi alurnya enak di ikuti. Banyak pesan moral yang disampaikan dengan wajar. Seperti, Menikmati dan mensyukuri hal hal yg tidak dapat di beli oleh uang ; cinta, kasih sayang, kerukunan keluarga, loyalitas, kesetiakawanan dan persahabatan, juga kehormatan dan harga diri. Nilai2 yang mungkin jarang di angkat sineas sekarang yg kebanyakan menampilkan tema bombastic, action dgn cipratan darah dan potongan tubuh berserakan atau emosi yg meledak ledak. ( mengesampingkan gestur kecil dan sederhana yg bisa di angkat dgn cara yg indah dan mengesankan ) Yoji Yamada bagi saya adalah sineas angkatan lama yg menampilkan harmoni hidup dengan cara yg 'klasik'. Pilihan aktornya juga mengesankan; Hiroyuki Sanada, Masatoshi Nagase dan Kimura Takuya. sayapun terkesan dengan para aktrisnya, Rie Miyazawa, Takako Matsu dan Rei Dan yg menggambarkan keanggunan wanita pada masa itu. Setelah menyaksikannya, saya jadi berpikir, suatu waktu kalau ketemu sama Pak Wardi dan Pak Andang lagi, saya ingin menceritakan kesan saya ttng film ini
No comments:
Post a Comment